"Dan Allah SWT mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberikanmu pendengaran, pengelihatan, dan hati, agar kamu bersyukur." (Q.S. An Nahl : 78)

Kamis, 31 Maret 2011

Inspirasi - Pelajaran dari Khilafah Ali bin Abi Tholib

Dalam Perang Shiffin, Khalifah Ali bin Abi Tholib kehilangan baju besinya, lalu pada suatu hari beliau melihat bahwa baju besi tersebut berada di tangan seorang Yahudi. Khalifah Ali bin Abi Tholib mengatakan kepada orang Yahudi tersebut bahwa baju besi itu miliknya, tetapi orang Yahudi itu meng-klaim bahwa ia sudah memiliki baju besi itu sebelum terjadinya Perang Shiffin. Akhirnya masalah ini dibawa ke pengadilan.

Hakim negara Syuraih dipercaya mengadili masalah ini, dan oleh Hakim Syuraih, Khalifah Ali bin Abi Tholib disuruh mengajukan saksi yang bukan dari kalangan keluarga, tetapi Khalifah Ali bin Abi Tholib tidak dapat mengajukannya. Orang Yahudi itu-pun memenangkan perkara karena Khalifah Ali bin Abi Tholib tidak dapat mengajukan saksi.

Sebenarnya Hakim Syuraih meyakini bahwa baju besi itu milik Khalifah Ali bin Abi Tholib, tetapi Hakim Syuraih menjalankan hukum dengan sebaik-baiknya. Khalifah Ali bin Abi Tholib-pun tidak menggunakan kekuasaannya sebagai penguasa negeri untuk memenangkan perkara. Hal tersebut membuat orang Yahudi tersebut takjub pada keadilan Islam, dan akhirnya ia masuk Islam.


Pelajaran yang dapat kita ambil dari kejadian ini adalah, bahwa hukum harus ditegakkan dengan se-objektif mungkin, apapun jabatan/wewenang orang tersebut. Selain itu, Khalifah Ali bin Abi Tholib sudah mengajarkan kepada kita bagaimana menjadi seseorang yang mempunyai jiwa ksatria dengan bersikap fair dan tidak menggunakan kekuasaannya di dalam pengadilan.

Selasa, 29 Maret 2011

Inspirasi - Kisah Seekor Tikus

Sepasang suami dan istri petani pulang ke rumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan dengan seksama sambil menggumam, "Hmmm...makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??"
Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah perangkap tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak, "Ada perangkap tikus di rumah!!! Di rumah sekarang ada perangkap tikus!!"
Ia mendatangi ayam dan berteriak, "Ada perangkap tikus!!"
Sang Ayam berkata, "Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku"
Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak. Lalu sang Kambing pun berkata, "Aku turut bersimpati..., tapi maaf, tidak ada yang bisa aku lakukan"
Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama, "Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali"
Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sang ular berkata, "Ahhh..., perangkap tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku"
Akhirnya sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.
Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya yang berbunyi. Menandakan perangkapnya telah memakan korban. Namun ketika melihat perangkap tikusnya, seekor ular berbisa telah terjebak di sana. Ekor ular yang terjepit membuatnya semakin ganas dan menyerang istri si Petani. Walaupun sang Suami berhasil membunuh ular tersebut, namun sang istri tidak sempat tergigit dan teracuni oleh bisa ular tersebut.
Setelah beberapa hari di rumah sakit, sang isteri sudah diperbolehkan pulang. Namun selang beberapa hari kemudian demam tinggi yang tak turun-turun juga. Atas saran kerabatnya, ia membuatkan isterinya sup ayam untuk menurunkan demamnya. Semakin hari bukannya semakin sembuh, justru semakin tinggi demam isterinya. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk diambil hatinya.
Masih! Istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia.
Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga ia harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat. Dari kejauhan sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat perangkap tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi di rumah itu.


Nilai utama yang bisa kita ambil dari kisah di atas, suatu ketika anda mendengar seseorang sedang dalam kesulitan/masalah dan anda mengira itu bukan urusan anda, maka pikirkanlah sekali lagi.

Inspirasi - Think as a "Visioner"

Pernahkah anda mendengar cerita tentang tiga orang tukang bangunan yang sedang membangun sebuah sekolah? Beginilah ceritanya. Di suatu tempat ada tiga orang tukang bangunan yang sedang membangun sebuah sekolah. Masing-masing dari mereka lalu diberi pertanyaan, “Apa yang sedang anda kerjakan?” Tukang pertama menjawab, “Saya sedang mencampur semen dan pasir.” Tukang kedua-pun menjawab, “Saya sedang membangun sebuah sekolah.” Namun jawaban tukang ketiga lain, “ Saya sedang membangun sebuah peradaban!”

Terlihat tukang ketiga ini mempunyai pandangan yang jauh ke-depan. Inilah yang disebut dengan pemikiran seorang Visioner. Seorang Visioner selalu memiliki pemikiran yang mendahului jaman-nya. Menjadi seorang Visioner jelas membutuhkan waktu, kekuatan, dan pengalaman yang cukup matang. Untuk bisa memiliki pandangan seorang Visioner, dibutuhkan tepung kematangan berpikir, mentega kepribadian yang teguh, dan gula konsep yang jelas dan sistematis. Selain harus memiliki pandangan yang jauh ke-depan, seorang Visioner harus memiliki wawasan yang luas, karena luas-tidaknya wawasannya akan menentukan hasil pemikirannya.

Sifat lain dari seorang Visioner adalah berani, cepat, dan cermat dalam bertindak. Seorang visioner tidak hanya pandai dalam merancang suatu hal, tapi ia dapat segera merealisasikan pemikirannya dengan tindakan. Banyak sekali orang sukses memulai hidupnya dengan jutaan mimpi. Namun ia tidak hanya berhenti sampai disitu, ia akan mengejar mimpi-nya habis-habisan! Ia memiliki energi yang seakan tidak pernah akan habis. Dan seperti di buku-buku psikologi, inilah salah satu kunci kesuksesan.

Seorang Visioner selalu memiliki komitmen dan loyalitas yang tinggi dalam keadaan tertekan sekalipun. Ia selalu dapat menumbuhkan motivasi internal-nya, dengan memahami tujuan hal yang ia lakukan. Coba saja bandingkan orang yang berkomitmen dengan yang tidak berkomitmen. Beda kan?! Orang yang berkomitmen selalu ingin memikirkan sesuatu hal yang terbaik lalu merealisasikan hal tersebut, untuk yang ia komitmeni. Nah, itu yang bikin beda!

Kritis terhadap situasi jelas merupakan salah satu indicator seorang Visioner. Seorang Visioner sering berpikir, “Kenapa sistemnya seperti ini? Bukankah lebih baik seperti itu?!” Dan kreatifitas tinggi merupakan salah satu hal yang wajib bagi seorang Visioner. Di kepalanya penuh dengan gagasan-gagasan baru yang masih fresh dan berkelas.